Momentum, Impuls, dan Tumbukan
A. Pengertian Momentum.
Momentum suatu benda adalah hasil kali massa dan kecepatan.
Dirumuskan dengan persamaan:
p = m.v m = massa ( kg)
v = kecepatan ( m/s )
p = momentum ( kg.m/s )
Momentum juga disebut jumlah gerak.
Momentum
adalah besaran vector. Momentum 45 kgm/s ke utara berbeda dengan
momentum 45 kgm/s ke selatan, walaupun nilai keduanya sama. Penjumlahan
momentum mengikuti aturan penjumlahan vector. Misal momentum p1 dan p2
membentuk sudut α , maka resultan/ jumlah kedua momentum tersebut dapayt
dituliskan dengan persamaan :
p1
p
p2
α –––––––––––––––––––––––––––––––
p = √ p12 + p22 + 2 p1 p2 cos α
B. Pengetian Impuls.
Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja dan selang waktu gaya itu bekerja. Impuls juga sering disebut pukulan.
Dirumuskan dengan persamaan :
I = F. ∆t F = gaya ( N )
∆t = selang waktu ( s )
I = Impuls ( Ns )
Impuls merupakan besaran vector.
C. Hubungan antara imupls dan momentum.
Sebuah
benda massa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1, kemudian dipukul
dengan gaya F hingga kecepatannya menjadi v2, seperti gambar di bawah,
maka besarnya impuls yang bekerja pada benda tersebut adalah:
∆t
v1
v2
F
m m
Sesuai dengan hukum II Newton:
I = F. ∆t , karena
v2 – v1
F = m.a dan a = –––––––––––, maka :
∆t
v2 – v1
I = m.–––––– . ∆t
∆t
I = m (v2 – v1 ) –––––> I = m v2 – m v1 atau I = p2 – p1
Dapat juga dituls I = ∆p ( Impuls merupakan perubahan momentum benda )
Contoh Soal
Sebuah benda massa 5 kg bergerak dengan kecepatan 10m/s. Hitunglah momentum yang dimiliki benda!
Penyelesian : Diketahui : m = 5 kg; v = 10 m/s
Ditanya : p = …?
Jaab : p = m.v = 5.10 = 50 kgm/s
Sebuah
benda mula-mula bergerak ke utara dengan kecepatan 6 m/s, kemudian
berbelok ke barat dengan kecepatan 8 m/s. Apabila massa benda 50 kg,
berpakah momentum total yang dimiliki benda ?
Penyelesaian : Diketahui : v1 = 6 m/s; v2 = 8 m/s; m = 5 kg
Ditanya : p = …?
Jawab : p1 = m. v1 = 50.6 = 300 kgm/s
p1
p
P2 P2 = m. v2 = 50.8 = 400 kgm/s
––––––– –––––––––
p = √ p12 + p22 = √ 3002 + 4002 = 500 kgm/s
Sebuah
gaya 25 N bekerja pada sebuah benda dalam selang waktu 0,2 sekon.
Hitunglah impuls yang dikerjakan gaya tersebut pada benda
Penyelesaian : Diketahui : F = 25 N; ∆t = 0,2 s
Ditanya : I = …?
Jawab : I = F. ∆t = 25. 0,2 = 5 Ns
Sebuah
bola massanya 50 gram dilempar dengan kecepatan 10 m/s, kemudian
dipukul dengan gaya F hingga kecepatannya 20 m/s berlawanan arah dengan
kecepatan semula.
Hitunglah impuls yang dikerjakan oleh gaya tersebut!
Jika besarnya gaya F = 150 N, berapa lama pemukul menyentuh bola?
Penyelesaian : Diketahui : m = 50 gram = 50.10–3 kg; v1 = – 10 m/s;
v2 = 20 m/s
Ditanya : a. I = …?
b. Jika F = 150 N –––> ∆t = …?
Jawab : a. I = m.( v2 – v1 ) = 50.10–3 [20 – (-10)]
= 50.10–3. 30 = 1500.10–3 = 1,5 Ns
b. I = F. ∆t ––––> 1,5 = 150. ∆t –––> ∆t = 0,01 s
D. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan.
“Jumlah momentum suatu sistem sebelum dan sesudah tumbukan akan selalu tetap”
Pernyataan di atas disebut hukum kekekalan momentum dan ditulis dengan persamaan:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’ m1 = massa benda 1
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan
v1’ = kecepatan benda 1 sesudah tumbukan
v2’ = kecepatan benda 2 sesudah tumbukan
Jenis-jenis Tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna (elastis sempurna)
Tumbukan
lenting sempurna yaitu tumbukan dimana tidak ada energi kinetik yang
hilang dari sistem. Dalam tumbukan ini berlaku hukum kekekalan momentum
dan hukum kekekalan energi kinetik.
Dalam hal ini berlaku persamaan :
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’ ……………………….(1) dan
½ m1.v12 + ½ m2.v22 = ½ m1.(v1’)2 + ½ m2.(v2’)2 ……..(2)
Dengan membagi persamaan (2) dengan persamaan (1), maka akan didapatkan
persamaan : v1 + v1’ = v2 + v2’
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Pada
tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda
bergabung menjadi satu dan bergerak bersama-sama. Dengan demikian, maka
kecepatan kedua benda setelah bertumbukan adalah sama.: v1’ = v2’ = v’
Pada tumbukan ini persamaan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sbb:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’, karena v1’ = v2’ = v’, maka
m1.v1 + m2.v2 = m1.v’ + m2.v’
atau dapat juga ditulis :
m1.v1 + m2.v2 = (m1 + m2).v’
v’ = kecepatan benda setelah tumbukan ( m/s )
Contoh Soal
1.
Seorang penembak memegang sebuah senapan 3 kg dengan bebas sehingga
membiarkan senapan bergerak secara bebas ketika menembakkan sebutir
peluru bermassa 5 gram. Peluru itu keluar dari moncong senapan dengan
kecepatan horisontal 300 m/s. Berapa kecepatan hentakan senapan ketika
peluru ditembakkan?
Penyelesaian :
Diketahui : Benda 1 (senapan) m1 = 3 kg; v1 = 0
Benda 2 (peluru ) m2 = 5 g ; v2 = 0 ; v2’ = 300 m/s.
Ditanya : v1’ = …?
Jawab :Gunakanlah hukum kekekalan momentum!
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
3.0 + 5.10–3.0 = 3. v1’ + 5.10–3. 300
0 = 3. v1’ + 1,5
–3. v1’ = 1,5 –––––––––> v1’ = 1,5/–3 = –0,5 m/s
2.
Dua nelayan sedang berada di perahu yang bergerak dengan kecepatan 2
m/s. Massa perahu 200 kg dan massa tiap nelayan 50 kg. Berapa kecepatan
perah sesaat sesudah :
a. Seorang nelayan terjatuh
b. Seorang nelayan melompat dari perahu dengan kecepatan 4 m/s searah dengan gerak perahu
c. Seorang nelayan melompat dari perahu dengan kecepatan 4 m/s berlawanan arah dengan gerak perahu
Penyelesaian :
Diketahui : m1 = massa perahu + massa satu orang
= 200 + 50 = 250 kg
m2 = massa satu orang = 50 kg
v1 = v2 = v = 2 m/s;
Ditanya : a. v1’ = …? Jika v2’ = 0
b. v1’ = …? Jika v2’ = 4 m/s
c. v1’ = …? Jika v2’ = – 4 m/s
Jawab : Gunakanlah hokum kekekalan momentum
a. m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
250.2 + 50.2 = 250. v1’ + 50. 0
500 + 100 = 250. v1’ + 0
250. v1’ = 600 –––––––––> v1’ = 600/250 = 2,4 m/s
b. m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
250.2 + 50.2 = 250. v1’ + 50. 4
500 + 100 = 250. v1’ + 200
250. v1’ = 400 –––––––––> v1’ = 400/250 = 1,6 m/s
c. m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
250.2 + 50.2 = 250. v1’ + 50.(– 4)
500 + 100 = 250. v1’ – 200
250. v1’ = 800 –––––––––> v1’ = 800/250 = 3,2 m/s
3.
Sebuah bola dengan massa 40 gram bergerak ke kanan dengan kelajuan 30
m/s menumbuk bola lain yang massanya 80 gram yang mula-mulla diam. Jika
tumbukan lenting sempurna, berapakah kecepatan masing-masing bola
setelah tumbukan?
Penyelesaian :
Diketahui : m1 = 40 gram; m2 = 80 gram;
v1 = 30 m/s; v2 = 0
Ditanya : v1’ = …? dan v2’ = …? (tumbukan lenting sempurna)
Jawab : Gunakanlah persamaan : v1 + v1’ = v2 + v2’
30 + v1’ = 0 + v2’ –––> v2’ = 30 + v1’
Hukum kekekalan momentum:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
40.30 + 80.0 = 40. v1’ + 80.( 30 + v1’)
1200 + 0 = 40. v1’ + 2400 + 80.v1’
1200 – 2400 = 120. v1’
–1200 = 120. v1’ ––––––> v1’ = –1200/120 = –10 m/s
Dari hasil v1’ = –10 m/s, maka v2’ = 30 + (–10) ––––> v2’ = 20 m/s
Tanda (–) menandakan bahwa arah kecepatan berlawanan arah dengan arah semula
4.
Dua buah bola masing-masing massanya 2 kg dan 4 kg bergerak saling
mendekati dengan kecepatan masing-masing 4 m/s dan 0,5 m/s, hingga
saling bertumbukan. JIka tunbukan tidak lenting sama sekali, hitunglah
kecepatan kedua bola setelah bertumbukan!
Penyelesaian :
Diketahui : m1 = 2 kg; m2 = 4 kg;
v1 = 4 m/s; v2 = –0,5 m/s
Ditanya : v1’ = …? dan v2’ = …? (tumbukan tidak lenting sama sekali)
Jawab : Gunakanlah persamaan : v1’ = v2’ = v’
Hukum kekekalan momentum:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
2. 4 + 4.(–0,5) = 2. v’ + 4.v’
8 – 2 = 6. v’ ––––––> 6. v’ = 6 ––––> v’ =6/6 = 1 m/s
Jadi kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah 1 m/s.
Soal Latihan:
Hitung besarnya momentum sebuak truk yang massanya 2 ton yang bergerak dengan kecepatan 20 m/s.
Sebuah
benda bergeak dengan kecepatan 72 km/jam. Momentum yang dimiliki benda
tersebut adalah 2.105 kgm/s. Hitunglah massa benda!
ebuah bneda massa 4kg dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari ketinggian 45 m. Berapa momentum bneda saat menumbuk tanah?
Sebuah benda massa 3 kg diberi gaya kontan 12 N sehingga kecepatannya betambah dari 10 m/s menjadi 18 m/s. Hitunglah :
Impuls yang bekerja pada benda
Lama gaya itu bereaksi/ bekerja
Sebuah
benda massa 4 kg bergerak dengan kecepatan 20 m/s dihentikan oleh suatu
gaya konstan 50 N dalam selang waktu ∆t. Hiutnglah :
Impuls gaya
Selang waktu gaya bekerja (∆t.)
Sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 250 m/s. Berapa kecepatan senapan endorong bahu penembak?
Sebuah
bus massa 10 ton bergerak dengan kelajuan 4 m/s, menabrak sebuah truk
massa 20 ton yang seang bergerak dengan arah berlawanan dan sesudah
bertabrakan keduanya berhenti. Berapa kelajuan truk itu sesaat sebelum
bertabrakan?
Sebuah balok massa 2 kg meluncur dengan kecepatan 10 m/s
spanjang lantai licin danmenumbuk balok lain yang mula-mula diam. Jika
tumbukan lenting sempurna, hitunglah kecepatan masing-masing balok
setelah tumbukan!
Sebuah kereta dinamik massa 2 kg begerak ke kanan
dengan kecepatan 4 m/s menumbuk lenting sempurna kereta dinamik lain
massa 4 kg yang sedang bergerak ke kiri dengan kecepatan 1 m/s. Hitung
kecepatan masing-masing keret sesudah bertumbukan!
Dua benda massanya
sama yaitu 2 kg, bergerak berlawanan arah dengan kecepatan
masing-masing 10 m/s dan 5 m/s. Sesudah tumbukan kedua benda menyatu.
Tentukan :
Kecepatan kedua benda sesudah tumbukan.
Energy kinetic yang hilang selama proses tumbukan.
ENIS-JENIS TUMBUKAN
Perlu
anda ketahui bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak
mendekat satu dengan yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak
saling menjauhi. Ketika benda bergerak, maka tentu saja benda memiliki
kecepatan. Karena benda tersebut mempunyai kecepatan (dan massa), maka
benda itu pasti memiliki momentum (p = mv) dan juga Energi Kinetik (EK =
½ mv2).
Nah, pada kesempatan ini kita akan mempelajari
jenis-jenis tumbukan antara dua benda dan mencoba melihat hubungannya
dengan Kekekalan Momentum dan Kekekalan Energi Kinetik. Napa yang
ditinjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik-nya ? bukannya
Cuma momentum dan energi kinetik ? yupz… maksudnya begini, ketika benda
bergerak saling mendekati sebelum tumbukan, kedua benda itu memiliki
Momentum dan Energi Kinetik. Yang menjadi persoalan, bagaimana dengan
Momentum dan Energi Kinetik kedua benda tersebut setelah bertumbukan ?
apakah momentum dan energi kinetik kedua benda ketika sebelum tumbukan =
momentum dan energi kinetik benda setelah tumbukan ? agar dirimu
semakin memahaminya, mari kita bahas jenis-jenis tumbukan satu persatu
dan meninjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik pada kedua
benda yang bertumbukan.
Secara umum terdapat beberapa jenis
tumbukan, antara lain Tumbukan lenting sempurna, Tumbukan lenting
sebagian dan Tumbukan tidak lenting sama sekali.
TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan
lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan
melakukan Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik
kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah
tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum
Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum
Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
peristiwa tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan
kedua benda sama, baik sebelum maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan
Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting sempurna karena selama
tumbukan tidak ada energi yang hilang. Untuk memahami konsep ini, coba
jawab pertanyaan gurumuda berikut ini. Ketika dua bola billiard atau dua
kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan oleh
tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda motor bertabrakan, apakah
ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas yang muncul
akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi.
Jadi ketika dua benda bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka
ada energi yang hilang selama proses tumbukan tersebut. Sebagian Energi
Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi. Dengan kata
lain, total energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan total
energi kinetik setelah tumbukan.
Nah, benda-benda yang mengalami
Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas atau bentuk
energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang
hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan
bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan
Energi Kinetik.
Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari ? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna
merupakan sesuatu yang sulit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan bunyi yang dihasilkan
ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang mendekati
lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti bola
billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik
tidak kekal tapi energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan
lenting sempurna ? contoh jenis tumbukan ini tidak bisa kita lihat
dengan mata telanjang karena terjadi pada tingkat atom, yakni tumbukan
antara atom-atom dan molekul-molekul. Istirahat dulu ah…
Sekarang
mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk
memudahkan pemahaman dirimu, perhatikan gambar di bawah.
Dua
benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak
dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua
benda itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan.
Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi
juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda
positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan
kecepatan, maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi
kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua benda
sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Kita
telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni
persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi
Kinetik. Ada suatu hal yang menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa
dan kecepatan awal, maka kecepatan setelah tumbukan bisa kita tentukan
menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas. Persamaan apakah itu ? nah, mari kita turunkan
persamaan tersebut… dipahami perlahan-lahan ya
Sekarang kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :
Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :
Kita tulis kembali persamaan ini menjadi :
Ini
merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna,
selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi
Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna,
laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi
berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.
Koofisien elastisitas Tumbukan Lenting Sempurna
Wah,
istilah baru lagi ne… apaan sie koofisien elastisitas ? sebelum
gurumuda menjelaskan apa itu koofisien elastisitas, mari kita obok2 lagi
rumus fisika. Kali ini giliran persamaan 3…
Kita tulis lagi persamaan 3 :
Perbandingan
negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan selisih
kecepatan benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas
alias faktor kepegasan (dalam buku Karangan Bapak Marthen Kanginan
disebut koofisien restitusi). Untuk Tumbukan Lenting Sempurna, besar
koofisien elastisitas = 1. ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda
setelah tumbukan = total kecepatan benda sebelum tumbukan. Lambang
koofisien elastisitas adalah e. Secara umum, nilai koofisien elastisitas
dinyatakan dengan persamaan :
e = koofisien elastisitas = koofisien restitusi, faktor kepegasan, angka kekenyalan, faktor keelastisitasan
TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
Pada
pembahasan sebelumnya, kita telah belajar bahwa pada Tumbukan Lenting
Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekakalan Energi
Kinetik. Nah, bagaimana dengan tumbukan lenting sebagian ?
Pada
tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku
karena ada perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan.
Perubahan energi kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik
atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi kinetik terjadi
ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti
energi panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat
total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal.
Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari termasuk
dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari
total energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng, tabrakan antara dua
kendaraan, bola yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke udara, dll.
Sebaliknya,
energi kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi
tumbukan. Hal ini terjadi ketika energi potensial (misalnya energi kimia
atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk kasus ini adalah peristiwa
ledakan.
Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki
koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai 1. Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut :
Bagaimana dengan Hukum Kekekalan
Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku pada peristiwa
tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya luar
yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan.
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
momentum
total sebelum tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal ini
berlaku apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang
bekerja pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas
pada dua benda yang bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar.
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.
Jika
dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka
secara matematis, hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :
Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2, v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan, v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan, v’1 = kecepatan benda 1 setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m1v‘1 = momentum benda 1 setelah tumbukan, m2v‘2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Perlu anda ketahui bahwa
Hukum Kekekalan Momentum ditemukan melalui percobaan pada pertengahan abad ke-17, sebelum eyang Newton merumuskan hukumnya tentang gerak
(mengenai Hukum II Newton versi momentum telah saya jelaskan pada pokok bahasan Momentum, Tumbukan dan Impuls).
Walaupun demikian, kita dapat menurunkan persamaan Hukum Kekekalan
Momentum dari persamaan hukum II Newton. Yang kita tinjau ini khusus
untuk kasus tumbukan satu dimensi, seperti yang dilustrasikan pada
gambar di atas.
Kita tulis kembali persamaan hukum II Newton :
Ketika bola 1 dan bola 2 bertumbukan, bola 1 memberikan gaya pada bola 2 sebesar F
21, di mana arah gaya tersebut ke kanan
(perhatikan gambar di bawah)Momentum bola 2 dinyatakan dengan persamaan :
Berdasarkan Hukum III Newton (Hukum aksi-reaksi), bola 2 memberikan gaya reaksi pada bola 1, di mana besar F12 = – F21. (Ingat ya, besar gaya reaksi = gaya aksi. Tanda negatif menunjukan bahwa arah gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi)
Momentum bola 1 dinyatakan dengan persamaan :
Ini
adalah persamaan Hukum Kekekalan Momentum. Hukum Kekekalan Momentum
berlaku jika gaya total pada benda-benda yang bertumbukan = 0. Pada
penjelasan di atas, gaya total pada dua benda yang bertumbukan adalah
F12 + (-F21) = 0. Jika nilai
gaya total dimasukan dalam persamaan momentum :
Hal
ini menunjukkan bahwa apabila gaya total pada sistem = 0, maka momentum
total tidak berubah. Yang dimaksudkan dengan sistem adalah benda-benda
yang bertumbukan. Apabila pada sistem tersebut bekerja gaya luar (gaya-gaya yang diberikan oleh benda di luar sistem), sehingga gaya total tidak sama dengan nol, maka hukum kekekalan momentum tidak berlaku.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa :
Jika
tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan,
maka jumlah momentum benda-benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah
momentum benda-benda setelah tumbukan.
Ini adalah pernyataan hukum kekekalan momentum
PRINSIP KERJA ROKET
Dorongan
roket dan jet merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton
dan Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar
hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang
pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa
yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum
pada gas selama selang waktu tertentu. Berdasarkan hukum II Newton,
perubahan momentum selama suatu selang waktu tertentu = gaya total. Jadi
bisa dikatakan bahwa terdapat gaya total pada gas yang disemburkan
roket ke belakang. Gaya total tersebut merupakan gaya aksi yang
diberikan oleh roket kepada gas, di mana arahnya ke bawah. Sebagai
tanggapan, gas memberikan gaya reaksi kepada roket, di mana besar gaya
reaksi = gaya aksi, hanya arahnya berlawanan.